Sabtu, 25 Agustus 2007

Jeep J20




Jeep J20 yang termasuk dalam kelas utility vehicles truck adalah satu seri dari keluarga besar Ame-rican Motors General (AMG) sebuah nama yang sejak dulu menjadi fenomena tersendiri. Karena produknya identik dengan citra militer, termasuk dalam AMG adalah jip kondang High Mobility Multy-purpose Wheeled Vehicle (HMMWV) atau lebih dikenal dengan nama Hummer saja. Species lain dengan level yang sama dengan J20 sangat beragam, bahkan keberadaannya di tanah air tak terlepas dari sejarah militer nasional yang mengiringinya. Tak jarang jip tua yang bertebaran diseantero tanah air adalah sisa-sisa perang yang perlu penanganan khusus untuk bisa tetap lestari.
Profil penggemar Jeep kini semakin marak dan di beberapa tempat membentuk komunitas tersendiri lengkap dengan kepemilikan mobil dengan image military yang kental. Seperti kolektor Truck Reo, Kaiser, Gladiator atau tak jarang truk besar keluaran Amerika seperti Dodge Power Wagon, Truck Series M35, CUCV Cargo Trucks, dikoleksi dan tampil dengan warna-warni.


Jadi tidak perlu he-ran atau kagum yang berlebihan, jika di Kalimantan ada truk atau mobil berpenampilan militer lain seluruh bodinya dicat dengan warna hitam, hijau flourecent, atau kuning menyala. Tak haram mobil militer tampil funky!
Mobil yang didapatnya dari Surabaya ini telah mengalami berbagai perombakan. Seperti pada bagian mesin, dengan tujuan memaksimalkan tenaga serta memudahkan dalam urusan sparepart sehingga digunakan mesin Diesel Toyota Land Cruiser Toyota 1HDT 4000 cc.
Pada bagian kaki-kaki juga tidak lepas dari perhatiannya. Digunakannya tiga shockbreaker depan dan belakang yaitu Rancho mampu meredam guncangan sebab tidak jarang mobil berkelir hitam ini dipakai dalam kunjungan ke hutan.
Kendaraan ini sudah ratusan kali keluar masuk hutan kalimantan yang terkenal keganasannya.

Kamis, 23 Agustus 2007

Motor Starter Mesin 1KZ-TE

diagram
dinamo starter




Gambar motor starter mesin 1KZ-TE.
3000 cc. Turbo Electric Fuel Injection.
Toyota LC prado, Toyota hilux surf



Olahraga Off-road, Ada Aturannya Bung!


Olahraga, apa pun bentuknya, harus dikembangkan, dibina dan terus diupayakan mengeliminasi berbagai
kekurangan. Apalagi olahraga off-road yang nota bene baru seumur jagung bila dibanding jenis olahraga
otomotif lainnya di Tanah Air. Lalu, apa yang dijanjikan oleh even DCI?
Federasi Off-road Indonesia (IOF) yang oleh penggagasnya dicanangkan sebagai wadah bagi berbagai
aktivitas atlet off-road, kini terus menggeliat dengan menggelar berbagai lomba. Salah satu lomba paling
menonjol yang bernaung di bawah IOF, yakni Diplomat Challenge of Indonesia (DCI). Dimotori PT Cheetah
Lintas Alam sebagai even organizer, DCI diklaim sebagai off-road paling ekstrem yang pernah ada di
Indonesia. Makanya, Wismilak Diplomat selaku sponsor, dengan tegas memasang motto "The Real Challenge
for the Real Offroader" untuk even ini.

Menjalajahi medan off-road, menaklukkan rintangan yang berat, memang merupakan tantangan yang bisa
membawa kenikmatan tersendiri bagi atlet maupun penikmat off-road. Tentu saja, kondisi ini kadang
membawa konsekuensi pada kerusakan kendaraan yang hampir tak pernah bisa diprediksi. Karena itu, setiap
atlet atau penikmat off-road, sangat sadar pentingnya melengkapi kendaraan dengan berbagai peralatan
bantu (recovery kit). Secara umum, peralatan bantu ini sangat beraneka ragam. Tapi dalam sebuah kompetisi,
beberapa di antaranya menjadi syarat wajib seperti shackle (besi pengikat), snatch block, ground anchor
(sauh permukaan) hingga peralatan cangkul atau sekop, Termasuk pula strap atau tali penarik yang akan
sangat berfungsi bila kendaraan menjadi lumpuh sama sekali dan harus ditarik oleh kendaraan lain.
Tali penarik yang disyaratkan di olahraga off-road, tidak boleh kaku alias harus elastis, mirip yang digunakan
para penikmat olahraga bungy jumping. Syarat kelenturan ini, sesungguhnya memiliki pesan-pesan ekonomis.
Penggunaan tali penarik yang kaku atau statis, sangat potensial menimbulkan kerusakan pada kendaraan
penarik maupun yang ditarik. Besarnya momen puntir yang dibutuhkan menggerakkan beban tarikan dari
keadaan diam, menimbulkan friksi dan benturan kuat pada rangkaian gigi-gigi sistem penggerak kendaraan
penarik. Akibatnya, tidak mustahil sistem transmisi akan rontok. Akibat lain, batang propeller (propeller shaft)
bisa melintir atau putus, ban spin (berputar di tempat) yang menghabiskan banyak energi bahan bakar dan
sederet akibat lain. Sedang pada kendaraan yang ditarik, ancaman kerusakan bisa timbul pada konstruksi
bumper maupun chassis (rangka), terutama di bagian depan akibat momen entakan yang tiba-tiba.
Sebaliknya, dengan tali elastis, kemungkinan kerusakan seperti ini dengan sendirinya terkurangi. Mobil
penarik, akan bergerak lebih dahulu sehingga diperoleh momen ayun untuk menggerakkan mobil yang ditarik.
Efek benturan dan gesekan pada sistem penggerak mobil penarik otomatis akan lebih kecil. Sedang mobil
yang ditarik, akan bergerak dari titik kecepatan nol dengan pola percepatan bertingkat hingga menyamai
kecepatan mobil penarik. Memang, melengkapi kendaraan dengan sederet persyaratan dan peralatan ini
membutuhkan biaya yang tidak kecil. Tapi bila tekad sudah bulat untuk menjadi penikmat off-road, apalagi
berniat mengikuti kompetisi sebagai atlet, semua ini harus dipandang sebagai hal yang mutlak. Bagaimana
pun, keamanan diri sendiri jauh lebih penting dari segalanya. Lagi pula, prestasi sebagai atlet off-road,
mustahil akan diraih tanpa persiapan yang prima.

Statistic